Untuk melakukan pemecahan permasalahan, seorang pengelola organisasi perlu mengetahui urutan melakukannya. Memang, di dalam kenyataannya, tidak semua permasalahan harus diselesaikan dengan urutan berikut ini, dapat saja terbolak-balik sesuai situasi dan kondisi saat itu. Namun tidak ada salahnya jika kita mengetahui metode pemecahan masalah. Bagaimanapun juga, hasil kerja yang metodik akan lebih dihargai dibandingkan dengan kerja berdasarkan insting ataupun feeling.
Berikut merupakan skema urutan berpikir dalam pemecahan masalah:
1. Mengidentifikasi Permasalahan.
Untuk mengatasi permasalahan, terlebih dahulu kita harus mengetahui duduk perkara sebenarnya termasuk pihak-pihak terkait dan akibat yang dapat ditimbulkan. Identifikasi terhadap permasalahan memungkinkan kita untuk membangun orientasi pemecahan permasalahan.
2. Mengidentifikasi Alternatif
Setelah mengetahui duduk perkaranya, kita perlu menentukan alternatif yang dapat digunakan sebagai upaya pemecahan permasalahan. Dapat dikatakan, identifikasi yang dilakukan merupakan analisis awal dalam menentukan action plan. Action plan ini dapat berjumlah beberapa karena sifatnya memeng masih mengira-ira.
3. Eksplorasi terhadap Alternatif
Untuk mengetahui apakah rencana yang telah kita buat dapat berjalan secara efektif, maka perlu kita lakukan eksplorasi terhadap alternatif-alternatif rencana tersebut. Dari sini, kita dapat mengetahui tingkat keberhasilan rencana dan mengupayakan rencana cadangan untuk mengkovernya. Dalam tahap ini, dapat dikatakan sebagai pematangan rencana aksi (action plan).
4. Aksi atau Eksekusi
Aksi atau eksekusi adalah proses pelaksanaan rencana seperti yang telah dibuat sebelumnya. Di dalam proses ini, mungkin saja terjadi perancangan ulang strategi dari rencana yang telah dibuat, hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Satu hal yang perlu ditekankan dalam proses ini adalah orientasi awal, yakni memecahkan masalah sesuai dengan tujuan organisasi.
5. Memonitor Efek Tindakan
Dalam tahap ini, eksekutor menganalisis hasil tindakan yang telah dilakukannya. Sejauh manakah tindakan itu berhasil dan apakah sudah sesuai dengan ekspektasi. Jika ternyata belum terpenuhi sebagaimana ekspektasi awal, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagaimana pemecahan masalah semenjak awal, yakni dimulai dari mengidentifikasi permasalahan.
Di dalam kehidupan berorganisasi, proses semacam ini hendaknya dimiliki oleh setiap anggota organisasi dan tertanam sebagai sebuah keterampilan proses. Oleh karena itulah, problem solving hendaknya ditanamkan semenjak awal berorganisasi.
(Problem Solving; materi oleh Anies Baswedan, Ph.D. -Rektor Universitas Paramadina- dalam Kursus Pengelola Dewan Kerja (KPDK) Pramuka Tingkat Nasional; Cibubur, Jakarta Timur, 28 januari 2011)